Aku hanya ingin membuatmu memahami segala isyarat, agar tidak ada yang sia-sia dalam menunggu. Aku tidak tahu bagaimana kehendak tuhan, tapi aku ingin tahu kehendakmu terhadapku.
Jika saja dapat kutawar takdir dengan Tuhan, maka akan kutata cara menikmati waktu. Jika hanya ada 3 detik yang bisa kujalankan, aku akan meminta 2 detik waktu luang itu untuk bisa bersama denganmu.
Menuju engkau; pangkal jiwa yang membangunkanku dari mati suri yang panjang. Aku ingin mencapaimu, meski dengan perasaan-perasaan yang rapuh, seperti membaca ayat-ayat pertama dengan hati-hati. Aku ingin merindukanmu seperti aku merindukan senjaku ditempat baru.
Ketika waktu petang tiba, dimana kegelapan pertama jatuh di keningmu yang sayu. Aku percaya, bahwa hidup telah menandai dirinya sendiri sebagai hilir tempat dimana seluruh keresahanku mengalir.
Aku mencintaimu dengan cara yang paling sederhana. Semisal menjadikan luka dan sepi sebagai saudara. Lantas, apa lagi yang perlu kau khawatirkan dengan rasa?
Post a Comment