Pulanglah, saat pertanyaan telah terjawab. juga cerita yang dijalani telah tiba pada lembaran terakhir. tuntaskanlah, bersama hujan yang turun deras sore hari. sebab setelah hari ini, takkan ada lagi pengulangan kisah. yang ada hanya skenario sunyi.
Mencintaimu; perihal hujan yang tak memiliki pilihan selain jatuh. maafkan aku yang mungkin tak bisa menjadi pelangi. sebab aku hanyalah sebuah gumpalan awan hitam yang terlalu cemburu dengan sinar matahari.
harus kuakui bahwa jatuh cinta padamu adalah sebuah realita yang tak pernah kurencanakan. aku hanyalah lakon dan kau adalah sutradara dalam penggalan drama kehidupan ini, dan sebagai sutradara kau juga berhak menentukan segalanya. ya, termasuk menitipkan kasih sayang yang datangnya tiba-tiba.
Sebenarnya! aku tidak ingin dengar bahagiamu, sebab kau sedang bisa menjadi siapa saja. ceritakan saja luka terparahmu, maka aku akan mengenal dirimu yang sebenarnya. dan kita akan benar-benar berbicara tentang siapa yang paling terluka saat itu.
Aku pamit. maaf jika aku pernah salah kepadamu. aku tak ingin ada yang terluka dan tersakiti olehku. satu hal yang harus kamu ketahui; aku pernah ingin menjadi yang terbaik. namun sayang, kita hanya sebatas dipertemukan, bukan dibersamakan.
Dan diucapkan atau tidak, salahmu tetap kumaafkan jauh hari sebelumnya. jika keputusanmu untuk pergi waktu itu adalah alasan agar kau menemukan bahagia, maka percayalah sepenuh hati aku rela. walau jauh didasar hati sedikit tergores luka.
Sudahlah, mungkin bukan aku yang kamu butuhkan. terimakasih karena sudah menyisihkan waktu untuk menetap walau hanya sekejap. inilah aku, meski tak sempurna, aku pernah benar-benar memperjuangkanmu dengan luar biasa.
Banda Aceh, 19 Juli 2019
Post a Comment