Home Unlabelled Narasi Rindu
Narasi Rindu
By Hidayattullah Yakob At December 25, 2018 0
Aku duduk sendiri. Di sudut itu, tempat aku biasa ngopi sambil menulis puisi. Tapi kali ini tak ada suara denting cangkir yang beradu dengan sendok seperti biasa. Hanya ada aku dan setumpuk luka yang sedari dulu aku pelihara sepenuh rasa. Tentang perih yang tak lagi mampu merintih, teredam oleh hingar-bingar harapan manis berbalut senyum sembilu yang membuat hatiku hampir kaku.
Seperti hari-hari sebelumnya, aku selalu duduk di sudut itu. Asyik bersama secangkir cinta yang nyatanya kini mencipta luka tak kasat mata. Aku terlalu sering mengutarakan sayang, sampai rasa di hati semakin menjadi-jadi. Menikmati setiap detik demi detik, hari demi hari. Namun nyatanya malah mengingatkanku akan kenangan yang buat perasaanku kian terpuruk.
Beritahu aku cara berhenti menyakiti diri sendiri, dan jangan birkan aku berhenti mencintai. Menulis puisi tentangmu sambil memandang langit berkali-kali hanya akan mengundang dua mati: raga dan hati.
Aku cinta
Aku rindu.
20 Desember 2018
Ulee Kareng, Banda Aceh
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment